Dilansir dari wikipedia, National Fire Protection Association (NFPA) adalah sebuah organisasi non profit internasional yang dibentuk untuk menanggulangi risiko kebakaran terhadap jiwa, harta dan aset.
Sejarah berdirinya organisasi dimulai sejak tahun 1895 dimana komite Automatic Sprinkler Protection bekerja sama dengan perusahaan asuransi dan perusahaan pipa untuk menetapkan standar umum alat pemadam dan instalasi.
Komite yang dibentuk kemudian terus berkembang hingga akhirnya sekarang menjangkau banyak negara untuk menjadi anggota di dalamnya.
Secara garis besar, NFPA mengatur berbagai standar dan kode menyangkut alat pemadam kebakaran, cara penanganan, standar keselamatan serta instalasi komponen hydrant dan sprinkler. Standar NFPA juga mengatur komposisi bahan yang digunakan, kualitas komponen peralatan dan tata-kelola kebakaran.
Berdasarkan NFPA, kebakaran diklasifikasi menjadi 6 kelas yakni:
Pembagian kelas kebakaran menurut NFPA turut memisahkan jenis penangan, alat semprot, cara penyelamatan dan instalasi pencegahan.
NFPA telah merilis sekitar 300 kode dan standar yang akan terus bertambah atau diperbaiki setiap skala waktu tertentu. Untuk sistem umum proteksi kebakaran, beberapa kode dan standar NFPA dibawah ini sangat penting diketahui secara publik.
NFPA 1 berisikan kode kebakaran dan manajemen bahaya standar NFPA. Lingkup standar meliputi proteksi kebakaran komprehensif seperti inspeksi terhadap bangunan, sistem, peralatan, situasi kebakaran dan penanganan keselamatan jiwa. Seluruh inspeksi dilakukan sebagai tujuan pencegahan dan pengendalian resiko kebakaran yang bisa terjadi.
Peninjauan juga dilakukan terhadap instalasi hydrant, penyediaan alat kebakaran portable, jalur kendaraan kebakaran dan struktur gedung untuk jalur evakuasi.
Berisikan standar alat pemadam kebakaran portable yang digunakan. Sebagai pertahanan pertama terhadap kebakaran domestik, alat kebakaran portable harus dipastikan dapat bekerja optimal dengan standar pemilihan, instalasi, pemeliharaan, pengadaan ulang, dan pengujian secara berkala.
Dalam penerapan, terdapat 3 jenis utama alat pemadam kebakaran portable yaitu:
Berisikan standar NFPA tentang minimum instalasi dan penggunaan sprinkler sebagai alat pemadaman dalam ruangan. Standar tersebut juga mengatur agar kualitas sprinkler mampu mengoptimalkan cara penanganan kebakaran yang berasal dari dalam gedung/indoor.
Turunan dari standar NFPA 13 adalah NFPA 13D yang mengatur standar sprinkler untuk kebutuhan/penggunaan rumah tangga.
Merupakan turunan dari NFPA 13 yang mengatur standar praktik operasi pemadaman kebakaran yang menggunakan sistem sprinkler dan standpipe. Standar ini juga mengatur tentang prosedur ideal yang harus dilakukan ketika kebakaran terjadi khususnya di area gedung yang dihuni banyak jiwa.
Berisikan standar sistem sprinkler yang digunakan di area hunian atau rumah tangga pemukiman. Sistem sprinkler dan instalasi yang dilakukan didasarkan pada sistem proteksi terhadap sejumlah keluarga yang mendiami wilayah padat penduduk.
Berisikan standar instalasi standpipe dan selang pemadam kebakaran untuk memastikan keduanya menyuplai pasokan air secara optimal ketika darurat kebakaran. Standar ini hanya mencakup pemasangan komponen, tidak meliputi pemeliharaan dan uji coba rutin.
Standar NFPA berisikan prosedur pengendalian kebakaran, pemadaman, pencegahan, dan perlindungan dari resiko kebakaran berupa penetapan standar desain, pemasangan, dan pengujian sistem dari sistem sirkulasi air penyemprotan. Prosedur ini mencakup persediaan air dari reservoir dengan tekanan yang dibutuhkan.
Berisikan standar pengadaan dan pemasangan pompa stasioner untuk penanggulangan kebakaran dengan memastikan sistem mampu menyuplai air secara maksimal ketika keadaan darurat terjadi. Standar ini mencakup kualitas pompa diesel, pompa elektrik dan jockey pump yang digunakan pada sistem hydrant.
Berisikan standar NFPA yang mengatur desain, konstruksi, instalasi dan pemeliharaan reservoir termasuk pipa dan pompa penyuplai air untuk penanggulangan kebakaran domestik.
Berisikan standar sistem kebakaran domestik mencakup pengadaan dan pemasangan hydrant, sprinkler dan seluruh instalasi komponen kebakaran water-base terkait untuk memastikan sistem mampu bekerja ketika kebakaran dan potensi kebakaran terjadi. Standar ini dipertegas lagi dalam NFPA 25.
Demikian beberapa standar NFPA dalam kaitannya dengan pengadaan, konstruksi dan instalasi sistem penanggulangan kebakaran.
Sprinkler dan hydrant merupakan dua sistem proteksi kebakaran yang efektif dalam berbagai skala. NFPA terus mematok standar tertentu untuk kedua sistem ini mengingat peran vital keduanya untuk mengatasi masalah kebakaran di area dalam gedung dan luar gedung.
Standar sistem sprinkler telah diatur dalam NFPA 13 yang secara umum mengatur syarat minimum desain dan instalasi semua jenis sprinkler standar untuk tujuan menanggulangi kebakaran yang berasal dari dalam gedung.
Sebagai alat pemadam kebakaran, sprinkler bekerja dengan mendeteksi panas kemudian mengeluarkan semprotan bahan pemadam kebakaran secara otomatis. Sprinkler dibedakan berdasarkan pola penyemprotan, orientasi dan waktu respon terhadap potensi kebakaran.
Pada standar NFPA 13 dan turunannya ikut memberikan prosedur terkait pemakaian sprinkler untuk area perumahan pribadi dan komunitas yang lebih kecil selain gedung bertingkat dengan tujuan agar pengguna memahami skala proteksi yang diberikan oleh jenis sprinkler.
Sistem hydrant mendapat perhatian paling besar oleh NFPA karena cakupan operasinya yang luas. Hydrant bekerja baik untuk mematikan titik api luar gedung maupun dalam gedung. Pada area padat penduduk, area gedung bertingkat dan properti, hydrant harus selalu ada dan dibangun berdasarkan konstruksi standar.
Dalam standar NFPA tentang hydrant, semua aspek diberi standar mulai dari pengadaan alat dan komponen pemadaman oleh produsen hingga pengaplikasian di lapangan oleh petugas dan masyarakat.
Hydrant lebih luas jangkauannya dibandingkan sprinkler sehingga instalasi sistem wajib memenuhi standar baik standar SNI maupun standar NFPA. Hal-hal yang wajib dipenuhi adalah:
Hydrant bekerja dengan menyemprotkan air dari reservoir menggunakan pompa, pipa dan selang. Umumnya, pompa memainkan peranan paling vital untuk mendorong air ke ujung selang penyemprotan sehingga sistem hydrant selalu menggunakan 3 jenis pompa: pompa diesel, pompa listrik dan jockey pump.
Merupakan tempat penyimpanan air yang terhubung ke sistem hydrant dan mendapat suplai dari sumber air terdekat. Volume reservoir harus mampu menampung debit air yang banyak dan mampu menyuplai air bertekanan ke sistem hydrant.
Posisi pipa hydrant harus di atas permukaan tanah dan mudah dijangkau ketika terjadi potensi kebakaran. Jumlah pipa hydrant tidak hanya satu melainkan beberapa unit dengan jarak antar unit sesuai standar NFPA yakni berkisar 25-30 meter.
Instalasi sistem hydrant oleh teknisi berdasarkan standar hydrant internasional khususnya yang diatur dalam standar NFPA. Keberhasilan kerja seluruh sistem yang sudah terpasang akan terus diuji secara berkala oleh staff atau penanggung jawab terkait.
Baca juga: Mengenal Syarat Pembuatan Ruang Pompa Hydrant
Pompa Kebakaran Berdasarkan Standar NFPA
Pompa kebakaran merupakan elemen penting dalam sistem proteksi kebakaran berbasis air atau water-base yang berfungsi untuk menyalurkan air dari reservoir dengan kecepatan dan tekanan yang dibutuhkan.
Keberadaan pompa kebakaran khususnya pompa hydrant sangat vital pada area gedung bertingkat dan wilayah rawan kebakaran dengan jumlah penghuni maupun property tinggi. NFPA menetapkan standar fire pump berdasarkan efektivitas kerja seluruh sistem ketika potensi kebakaran terjadi.
Terdapat dua kategori fire pump yang dikehendaki NFPA yakni pompa sentrifugal dan pompa positive displacement.
Pompa ini merupakan pompa kebakaran yang paling umum digunakan. Dengan impeller yang bekerja untuk memberikan gaya sentrifugal ke ujung pipa, pompa ini cukup optimal baik saat dioperasikan maupun saat dilakukan perawatan sistem. Pompa dengan kapasitas besar diharapkan pada sistem proteksi kebakaran untuk mengalirkan air dengan volume besar dan tekanan maksimum tinggi.
Jenis pompa sentrifugal untuk sistem kebakaran yang tersedia saat ini adalah:
Pompa ini bekerja dengan mengalirkan air dari arah berbeda menuju impeller sebelum dikenai gaya sentrifugal untuk menuju ujung pompa. Daya yang diberikan cukup besar sehingga efektif digunakan dalam sistem proteksi kebakaran.
Merupakan jenis pompa turbin yang mampu bekerja dengan baik untuk mengangkat air dari sumber air yang lebih rendah dalam jumlah besar. Pompa ini juga dapat diaplikasikan untuk sumber air kolam, danau maupun sungai terdekat lokasi kebakaran.
Merupakan jenis pompa dengan poros vertikal atau horizontal yang letaknya di atas pompa yang efektif digunakan pada area eksklusif. Pompa ini memiliki casing lebih kecil dari jenis pompa kebakaran lain namun memiliki daya yang optimal untuk menyalurkan air ke pipa penyemprotan.
Pompa ini efektif digunakan pada area kecil yang tidak terlalu padat karena kapasitas penyemprotan lebih kecil dari pompa sentrifugal lainnya. Keunggulannya adalah ruang yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan sistem perawatan yang mudah.
Merupakan pompa yang menggunakan motor penggerak tunggal dengan beberapa pasang impeller. Jumlah port dalam pompa ini berfungsi memberikan tekanan air yang berbeda-beda saat diaplikasikan.
Hampir semua jenis Positive Displacement Pump disarankan dalam standar NFPA untuk menjadi komponen sistem proteksi kebakaran. Pompa ini mampu memberikan tekanan air yang stabil saat digunakan sehingga proses pemadaman berlangsung optimal.
Baca juga: Mengenal Fungsi Fire Pump Berdasarkan Jenisnya
Hampir semua perusahaan pompa skala internasional telah memenuhi standar NFPA dalam memproduksi berbagai jenis pompa. Produk mereka diterima sebagai elemen sistem proteksi kebakaran yang telah teruji.
Di Indonesia, Osmo Marina menjadi salah satu mitra pompa hydrant dan fire pump yang menyediakan produk pompa standar NFPA dari merek-merek terkenal seperti Grundfos, Ebara, Siemens hingga Pedrollo.