Dengan cara menghitung kapasitas pompa fire fighting system, kita bisa merencanakan dengan jelas berapa jumlah air yang bisa mengalir melalui pompa tersebut dalam kurun waktu tertentu. Dalam instalasi sistem pemadam kebakaran, perhitungan ini sangat penting untuk memastikan jumlah output air cukup untuk memadamkan api.
Output dari pompa di fire fighting system sendiri ada batasnya. Selain oleh jumlah air yang tersedia di tangki, batas air yang bisa dialirkan oleh pompa juga ditentukan berdasarkan kapasitas dan jenis pompa itu sendiri.
Oleh sebab itu, pada artikel kali ini kita akan membahas cara menghitung kapasitas pompa fire fighting system agar perencanaan sistem pemadam kebakaran dalam tiap gedung bisa semakin akurat.
Banyak orang berpikir bahwa kapasitas pompa adalah kapasitas air di dalam pompa tersebut. Definisinya memang agak mirip, tapi kapasitas air dalam sistem pemadam kebakaran merupakan pengertian dari tandon air.
Sedangkan menurut situs Trenchless Pedia, kapasitas pompa adalah jumlah air yang keluar dari pompa tersebut dalam waktu terbatas. Misalnya berapa liter air yang bisa keluar dalam satu menit, satu jam, dan seterusnya.
Kapasitas pompa juga disebut dengan istilah flow rate.
Umumnya, flow rate dari sebuah pompa dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Setiap produk pompa yang Anda beli akan selalu dilengkapi dengan informasi gpm, lpm, atau m3/h pada kemasannya. Namun jika tidak ada informasi mass flow rate, Anda juga bisa menghitung secara manual dengan rumus flow meter seperti berikut ini.
Flow rate = Volume output air atau cairan / Waktu yang dibutuhkan
Artinya jika dalam satu menit sebuah pompa bisa mengeluarkan 30 liter air, maka flow ratenya adalah 30 litre per minute atau 30 ltm.
Flow rate sendiri ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:
Baca juga: Jenis-jenis Pompa Hydrant dalam Sistem Hydrant
Flow rate pompa secara keseluruhan (mass flow rate) ditentukan oleh dua faktor, yaitu kapasitas pompa dan tingkat ketebalan cairan (fluid viscosity).
Oleh karena itu, cara menghitung kapasitas pompa fire fighting system adalah dengan rumus berikut ini.
ṁ = ρ x Q
M artinya mass flow rate yang perlu kita cari dengan satuan (kg/s) atau (lb/s)
P artinya fluid viscosity dengan satuan kg/m3, lb/ft3, atau l/ft3, dan
Q artinya flow rate dari pompa dengan satuan gpm, L/min, atau m3/h seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
Dikutip dari situs Sintech Pumps, mengetahui mass flow rate sangat penting dalam penggunaan industrial pump di segala bidang.
Jika dijelaskan dengan sederhana, dengan mengetahui mass flow rate sebuah pompa, kita bisa tahu perlu waktu berapa lama sampai pompa tersebut menyelesaikan tugasnya.
Dengan mengetahui kapasitas pompa keseluruhan dari teknologi yang akan digunakan, Anda bisa tahu berapa pressure yang dibutuhkan agar pompa bisa bekerja secara efektif. Anda juga bisa melakukan evaluasi apakah mesin pompa bekerja secara underperforming sehingga membuat produktivitas jadi terhambat.
Sedangkan dalam sistem pemadam kebakaran, mengetahui flow rate bisa membantu kita merencanakan berapa liter air yang akan dikeluarkan oleh pompa selama valve-nya terbuka.
Pompa dengan flow rate rendah membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeluarkan air dalam waktu satu menit. Alhasil, jumlah air yang dikeluarkan pun lebih sedikit.
Namun, pompa yang punya flow rate lebih tinggi dijual dengan harga lebih mahal dengan ukuran pompa yang lebih besar juga. Oleh karena itu Anda sebagai pengelola industri perlu tahu mana pompa yang sesuai untuk masing-masing industri. Dengan begitu tidak akan ada biaya besar dikorbankan untuk fitur dalam pompa yang sebenarnya ternyata tidak dibutuhkan.
Ada dua tipe kapasitas pada pompa yang paling banyak digunakan, yaitu:
Mari kita lihat apa saja perbedaan antara kedua tipe pompa ini.
Maximum capacity pump adalah tipe kapasitas pompa maksimal yang bisa dihasilkan.
Pada tipe kapasitas pompa ini, flow rate maksimalnya bisa kita lihat langsung ketika mesin pompa dinyalakan tanpa harus mengalir lewat pipa dan keluar melalui valve dulu.
Meskipun begitu, maximum pump capacity tetap membutuhkan kedua komponen tersebut untuk bisa bekerja dengan efisien.
Kebalikan dari maximum capacity pump, flow rate dari normal capacity baru bisa kita lihat setelah air mengalir melalui piping, valve, dan komponen lainnya dalam sistem pemadam kebakaran.
Normal capacity pump juga disebut sebagai ukuran kapasitas asli dari sebuah pompa. Sebab perhitungan dari maximum capacity pump umumnya selalu akurat, sebab pompa tidak akan selalu bekerja dengan kapasitas maksimum setiap saat.
Dengan pada normal capacity pump, ukurannya ditentukan berdasarkan kemampuan asli dari pompa tersebut ketika digunakan dalam industri maupun fire fighting system.
Baca juga: Rekomendasi Merk Pompa Pemadam Kebakaran Terbaik
Tadi kita sudah membahas apa pentingnya mengetahui cara mengetahui kapasitas pompa fire fighting system. Lalu, apakah penggunaan pompa selain untuk sistem pemadam kebakaran juga wajib diketahui flow rate, mass flow rate, capacity type, dan sebagainya?
Jawabannya adalah iya, sangat penting.
Lalu apa saja fungsinya? Silahkan lanjutkan ke pembahasan di bawah ini.
Pada sistem irigasi dan drainase, pompa dibutuhkan agar bisa mengalirkan air ke lokasi tertentu dalam kurun waktu cepat. Bahkan pada sistem irigasi sawah untuk padi, pompa harus bekerja setiap hari agar sawah tidak kering dan membuat padi gagal panen.
Sedangkan pada sistem drainase, pompa perlu mengalirkan seluruh air dalam hitungan menit sebelum terjadi genangan banjir.
Untungnya baik sistem drainase maupun irigasi sama-sama hanya mengalirkan air biasa, dimana visocity-nya paling rendah.
Oleh karena itu low flow rate pump saja sudah cukup selama direncanakan dengan matang dan pump engine-nya dirawat dengan baik.
Produktivitas dalam sebuah industri memang ditentukan oleh banyak faktor. Namun, flow rate dari mesin pompa bisa jadi salah satu faktor penentu utama.
Tidak seperti flow rate pada sistem irigasi dan drainase yang bisa tetap digunakan tanpa membutuhkan tingkat akurasi tinggi, flow rate dari industrial pump harus dihitung seakurat mungkin. Itulah mengapa dibutuhkan engineer profesional dan alat bantu untuk menghitung kapasitas pompa pada industri dan manufaktur.
Begitu pula dengan industri pertambangan dan penggalian. Sebab, keduanya sama-sama membutuhkan flow rate tertentu agar produktivitas industri bisa maksimal, tanpa menyebabkan kerusakan pada pump engine karena excess fluid ketika flow rate pompa terlalu tinggi.
Baca juga: Mengenal Syarat Pembuatan Ruang Pompa Hydrant
Jika Anda terlalu sibuk untuk mengurus flow rate pompa dalam industri yang sedang dikelola, ada banyak tenaga kerja profesional yang siap membantu menyelesaikan masalah ini.
Atau, Anda juga bisa menggunakan bantuan dari Osmo Marina, distributor industrial pump terpercaya di Indonesia.
Osmo Marina telah menggeluti dunia industrial pump, khususnya di bidang hydrant system. Selain itu, kami juga merupakan distributor resmi dari berbagai brand pompa dari perusahaan Eropa, Australia , dan Asia khususnya Jepang.
Oleh karena itu kami bukan hanya memberi solusi dalam instalasi sistem pompa industri saja, tapi juga menyiapkan segala macam komponen yang dibutuhkan untuk membangun sistem tersebut sehingga bisa beroperasi dengan sempurna.
PT. Osmo Marina Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang solusi dan pengadaan produk industrial pump di Indonesia.
Sejak berdiri dari tahun 2014, kami telah bekerja sama dengan klien dari berbagai perusahan besar, seperti Semen Tiga Roda, Sinarmas, Mayora, MidPlaza, Gunung Raja Paksi, Astra International , dan masih banyak lagi.
Seperti itulah pembahasan singkat mengenai cara menghitung kapasitas pompa fire fighting system. Untuk Anda yang membutuhkan bantuan dalam instalasi sistem pemadam kebakaran di gedung, atau membutuhkan produk industrial pump lainnya, silahkan hubungi nomor WhatsApp Osmo Marina yang tertera dalam website resmi kami.