Dalam instalasi rig pengeboran, pompa lumpur atau mud pump menjadi salah satu bagian terpenting yang memastikan lumpur dapat dipindahkan dengan tekanan tinggi dari tangki liner ke lubang bor. Proses pemompaan lumpur harus optimal mengingat fungsi lumpur pemboran sebagai penunjang dalam pengangkatan cutting ke permukaan, sebagai lubricator drill dan beberapa fungsi lainnya.
Fungsi selanjutnya dari pompa lumpur adalah membuang lumpur dari dalam reservoir keluar. Pada proses ini, pompa lumpur diharapkan mampu bekerja optimal dan tahan terhadap karakteristik lumpur yang korosif dan abrasif. Jenis lumpur juga akan menjadi perhatian saat memilih pompa yang cocok. Lumpur suspensi misalnya, relatif lebih mudah dihisap atau dipompa keluar daripada lumpur yang mengandung partikel padatan.
Pompa lumpur atau mud pump didesain dengan dua bagian yakni Power End dan Fluid End.
***Bagian Fluid End paling rentan terhadap masalah khususnya keausan sehingga memerlukan perawatan rutin dan penggantian suku cadang secara berkala.
Baca juga: Tabel Ukuran Kabel Motor untuk Pompa dan Mesin dalam Industri
Ada dua parameter utama untuk mengukur kinerja pompa lumpur yakni Displacement dan Pressure.
Displacement merupakan kecepatan pemindahan fluida (liter) dalam satuan waktu (menit). Parameter ini berkaitan dengan diameter sumur bor yang berbanding lurus dengan Displacement. Semakin besar diameter sumur bor maka semakin tinggi pula Displacement.
Pressure merupakan tekanan yang mampu diberikan oleh pompa lumpur yang disesuaikan dengan kedalaman sumur bor, ketahanan fluida serta hambatan pipa pengalir. Semakin besar hambatan maka semakin tinggi Pressure yang dibutuhkan.
Pompa lumpur idealnya didesain agar mampu melakukan kedua parameter tersebut secara custom atau disesuaikan dengan kondisi medan bor.
Baca juga: Rekomendasi Magnetic Drive Chemical Pump Tahan Korosif
Karakteristik lumpur sebagian besar telah mempengaruhi kinerja pompa. Ketika pompa bekerja pada lumpur padat maka memerlukan tenaga yang lebih besar. Lumpur padat juga memberi resiko lebih sering terhadap keausan komponen pompa. Masalah ini pula yang menyebabkan beberapa jenis pompa tradisional tidak maksimal lagi dipakai.
Inovasi perusahaan pompa mengerucut pada upaya mempertahankan kinerja pompa pada berbagai kondisi lumpur. Kinerja pompa lumpur yang dimaksud terdiri atas power pompa, kapasitas aliran fluida, kecepatan pemompaan, dan usia penggunaan komponen pompa.
Inovasi yang dilakukan akhirnya menghadirkan jenis pompa lumpur berikut:
Jenis ini terdiri atas pompa kerja tunggal dan pompa kerja ganda. Pompa kerja tunggal hanya berfungsi ke arah depan sedangkan pompa kerja ganda berfungsi ke depan dan ke belakang.
Kompleksitas pengeboran telah berdampak pada penggunaan piston sehingga pompa yang hanya memiliki piston tunggal kurang efisien. Pada pengeboran skala kecil, paling tidak memerlukan pompa lumpur duplex yang bekerja ganda (ke depan dan ke belakang). Pompa jenis ini memiliki 2 buah torak atau piston dengan 4 valve tekan dan 2 valve hisap.
Pengeboran minyak bumi dan industri pertambangan umumnya beralih menggunakan pompa lumpur triplex single acting. Pompa ini memiliki 3 buah piston yang bekerja satu arah (ke depan) untuk mempercepat fungsi pemompaan. Kecepatan yang diberikan oleh triplex single acting dapat mencapai 2 x kecepatan pompa duplex.
Catatan: untuk skala yang lebih canggih, rig pengeboran menggunakan pompa lumpur quintuplex (5 piston sekaligus) hingga pompa lumpur 6 piston atau pompa hex. Dapatkan spesifik lengkap di mitra pompa Osmo Marina. Kunjungi website kami di sini!
Baca juga: Contoh Pengaplikasian Gear Pump Berdasarkan Jenisnya
Baik pompa lumpur duplex maupun pompa lumpur triplex efektif digunakan dalam segala jenis kerja pengeboran. Saat memilih pompa lumpur untuk pengeboran dengan intensitas tinggi maka karakteristik pompa yang dianjurkan adalah:
Pengadaan jenis pompa lumpur yang tepat dan spesifik memberikan efisiensi kerja sekaligus penghematan biaya perawatan. Oleh karena itu, selalu perhatikan karakteristik lumpur dan skala pengerjaan sebelum instalasi.